DIALOG BUDAYA JAWA TENGAH

Bertemakan "Membangun Jawa Tengah Yang Berkepribadian di Bidang Kebudayaan" Setda Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwista (Disbudpar) menggelar dialog budaya yang diikuti kurang lebih 150 orang perwakilan anggota legislatif, SKPD di lingkungan pemprov, kabupaten/kota, budayawan, dan akademisi, dimana Perguruan Trijaya diwakili oleh PAC. Ang. Sutrimo Puspoyudo, PAC. Ang. Hartowo, dan PAC. Budiono.
![]() |
| Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah |
![]() | |||||||||||
| Prasetyo Ariwibowo |
Kepala Disbudpar Jateng Dr. Prasetyo Aribowo, SH, M.Soc SC menyatakan, tujuan dialog untuk mengumpulkan masukan terkait pengembangan kebudayaan di Jawa Tengah. ''Kami mencoba menggali aspek nilai kebudayaan yang bisa memberikan manfaat dalam akselerasi pembangunan daerah. Hal ini selaras dengan pemikiran Trisakti Bung Karno, yakni berkepribadian di bidang kebudayaan,'' katanya di sela-sela dialog budaya. Menurut Prasetyo, banyak persoalan muncul di lapangan seperti halnya konflik aparat dan masyarakat di Kebumen, PLTU Batang, dan Keraton Solo.
Dialog dimoderatori pengamat budaya, Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc yang juga mantan Rektor Undip Semarang. Adapun,
narasumber Prof. Dr. Sri Hastanto, S.Kar, Prof. Dr. Soetomo WE MEd, dan Prof. Dr. Fathurokhman. Sri Hastanto
memaparkan kepribadian masyarakat keraton dalam konteks budaya Jawa.
Soetomo berbicara kepribadian masyarakat pesisiran, sedangkan
Fathurokhman memaparkan masyarakat Banyumasan.
Dialog ini diitutup oleh Kepala Bidang Nilai Budaya Seni dan Film, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Budiyanto, SH, M.Hum, dengan membacakan beberapa
rekomendasi penyelesian masalah-masalah yang diangkat dalam acara
tersebut. Konflik di
Batang ini bisa diselesaikan lewat pendekatan budaya pesisiran. konflik di Kebumen bisa diselesaikan dengan pendekatan budaya Banyumasan, begitu
juga Keraton Solo, konflik internal juga bisa dicarikan solusi lewat
pendekatan budayanya.


Komentar
Posting Komentar